Cari Blog Ini

Senin, 13 Desember 2010

HIJRAH UNTUK MENDAPATKAN KEBEBASAN


Ada firman Allah yang lebih merupakan suatu janji, Dan barang siapa yang hijrah di jalan Allah di bumi ini banyak tempat dan rezeki yang melimpah (Q., 4: 100). Banyak sekali contoh keberhasilan yang bisa diraih setelah hijrah atau berpindah. Di zaman sekarang ini kita bisa menunjuk Khomeini yang ditindas oleh Syah Iran, lalu pindah ke Irak untuk mendapatkan (sedikit) kebebasan, tetapi rezim Irak kemudian juga merasa ketakutan, sehingga Khomeini ditindasnya; akhirnya, tokoh Syiah ini pergi ke Prancis. Di sana dia memperoleh fasilitas, keluasan, dan kebebasan, termasuk kebebasan menga­jarkan konsep-konsep politiknya, yang kemudian direkam dan dikirimkan kembali ke Iran, untuk menjadi biduk atau permulaan dari Revolusi Iran.
Pelarian-pelarian politik sekarang ini pun banyak yang pergi ke Barat, karena di sana mereka mendapatkan kebebasan. Negeri-negeri Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, selalu mem­berikan fasilitas kepada pela­rian politik, meskipun ideo­loginya tidak disetujui. Maka orang gam­pang sekali pindah ke Ameri­ka Serikat; misalnya, dia hanya tinggal mengumpulkan dokumen bahwa di negerinya dia ditindas secara po­litik. Pasti di sana dia akan men­dapat fasilitas. Yang perlu dicatat, hal semacam itu sama sekali bukan gejala modern, bahkan juga terjadi di zaman kejayaan Islam dulu. Orang-orang yang tertindas di negeri-negeri bukan Muslim lari ke negeri Islam. Ketika orang-orang Kristen fanatik mengejar-ngejar orang Yahudi untuk dipaksa masuk Kristen, karena memang ada masa­lah teologis antara kekristenan dan keyahudian, yaitu tuduhan bahwa yang membunuh Nabi Isa dulu adalah orang Yahudi, orang-orang Yahudi lari ke seluruh dunia Islam untuk meminta perlin­dungan, termasuk ke Istanbul yang pada waktu itu sudah menjadi ibukota Turki Utsmani. Karena itu, sampai sekarang di Istanbul masih ada perkampungan Yahudi berbahasa Spanyol.
Begitulah, Tuhan menjanjikan bahwa orang yang berpindah demi kebenaran akan mendapatkan kemudahan yang banyak dan keluasan atau kebebasan. Lahirnya Amerika Serikat juga karena adanya orang-orang Eropa yang mencari kebebasan; mereka berlari karena penindasan-penindasan yang terjadi di Eropa waktu itu. Imam Syafi’i, anutan mazhab terbesar di Indonesia, menulis syair yang bagus tentang ini:
Sâfir tajid ‘iwadhan ‘an man tufâri­quhu, fa inna al-‘ûd bâkî fî ardhihi min al-hathâbi (Pergilah maka kamu akan mendapatkan ganti dari yang kamu tinggalkan, lihatlah kayu yang wangi itu [cendana] di tempatnya sendiri cuma sebangsa kayu bakar saja).
Maksudnya, banyak orang yang mungkin tidak berharga kalau masih berada di tempatnya sendiri; dia akan berharga kalau pindah ke tempat lain. Banyak orang yang bisa membuat kreativitas dan karya-karya besar setelah mereka pindah. Sebaliknya, jarang sekali orang yang bisa menjadi besar di tem­patnya sendiri, karena terkekang oleh masyarakatnya.
Jadi Hijrah merupakan suatu cara untuk memperoleh pelajaran dari Allah dengan memperhatikan masyarakat-masyarakat yang jauh. Itulah sebabnya mengapa umat Islam dulu sangat dina­mis; mereka mengembara ke seluruh muka bumi, dan menemukan berba­gai hal yang kemudian dirangkum untuk menjadi ramuan dari peradaban Islam. Peradaban Islam adalah peradaban yang sangat kosmopolit, dalam arti bahwa unsur-unsurnya diambil dari seluruh umat manusia.